UN sudah kembali ke tujuan awalnya

"Bahwa ujian tidak menghalalkan segala cara, ujian dijalani dengan kejujuran dan ujian dipakai untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian yang didapat"

"Bahwa ujian tidak menghalalkan segala cara, ujian dijalani dengan kejujuran dan ujian dipakai untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian yang didapat"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menyatakan substansi Ujian Nasional (UN) sudah kembali ke tujuan awalnya, yakni untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.

"Bahwa ujian tidak menghalalkan segala cara, ujian dijalani dengan kejujuran dan ujian dipakai untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian yang didapat," kata Anies di SMK Negeri 57, Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa persiapan UN tahun ini baik-baik saja.

 

"Alhamdulillah baik-baik saja, teman-teman juga bisa lihat berita-berita tentang persiapan ujian nasional dan saya senang di banyak tempat dilakukan pendalaman materi persiapan ujian bukan bicara tentang hal-hal mistis lagi, yang dibicarakan adalah kejujuran," tutur Anies.

Bahkan, kata dia, istilah "subsidi jawaban" dari seorang kepala dinas pendidikan sudah tidak ada lagi.

"Itu menarik juga istilah subsidi jawaban, saya juga baru tahu bahwa ternyata ada istilahnya sehingga Revolusi Mental yang dicanangkan oleh presiden sudah mulai terasa efeknya, revolusi mentalnya di mana? Bahwa ujian tidak menghalalkan segala cara, ujian dijalani dengan kejujuran," kata Anies.

Ia mengatakan bahwa ujian harus dijalani dengan jujur dan  dipakai untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian siswa.

"Jadi, itulah tujuan kita berkaca karena tujuan ujian salah satunya untuk berkaca di mana letak kekurangan dan kelebihan kita," ujarnya.

Ujian Nasional 2016 akan berlangsung pada 4-6 April untuk SMA/MA, dan 4-7 April untuk SMK.

Penulis: antaranews.com