Beberapa bulan lalu, diakhir tahun 2021 kita sempat heboh membahas dan mengevaluasi PJJ yang diselenggarakan sekolah-sekolah di Indonesia. Mulai muncul sanggahan-sanggahan yang mengarah pada PJJ yang membuat pendidikan kita tidak maju. Bahkan sebagian orang mengkritik PJJ mengakibatkan menimbulkan LOST LEARNING. Banyak anak murid yang dianggap tidak optimal belajarnya. Sistem pembelajaran jarak jauh atau terus dikenal digitalisasi sekolah dianggap mempunyai dampak buruk bagi perkembangan dunia pendidikan Indonesia saat ini. Padahal yng memang belum siap untuk melakukan PJJ adalah para siswanya yang perlu diajari dulu tanggung jawab pribadi melakukan pembelajaran mandiri. Untuk para gurunya juga dilatih untuk mengenal digital mindset sehingga mampu menyelenggarakan kelas virtual yang menarik, bukan hanya memindahkan kelas offline ke kelas online.
Lucunya kita sedang heboh hal tersebut (cocok tidaknya PJJ), sedangkan di negara-negara maju sudah memikirkan pola pendidikan tidak hanya sistem informasi sekolah, juga bukan digitalisasi sekoah, tetapi sudah memikirkan pendidikan kedepan yang berbasis teknologi metaverse. Bernard Marr melalui bukunya yang berjudul Extended Reality In Practice, memaparkan pendidikan dari 3 sisi seperti virtual reality, augmented reality dan mixed reality. Melihat peran strategis teknologi dalam pembelajaran di kelas maupun pembelajaran mandiri.
Berikut beberapa contoh aktivitas belajar dengan teknologi AR. Menghidupkan konsep sains dengan augmented reality. Sekarang kita dapat menggunakan augmented reality untuk membuat tornado, lalu membawa corong ke dalam kelas sehingga siswa dapat mengalami badai destruktif ini dari dekat. Atau siswa dapat mengikuti AR Tour sarang lebah untuk melihat cara kerja bagian dalamnya dan menjelajahi bagaimana lebah bekerjasama untuk mendukung komunitas.
Contoh lain, bila sebagian besar guru tidak dapat membawa siswanya ke Base Camp di Gunung Everest atau mengajak mereka mengunjungi Louvre, tetapi mereka dapat melakukan kedua hal ini dengan serangkaian perjalanan sekolah yang sangat nyata dengan Google Expeditions. Atau Anda pernah berharap bisa berlatih pidato di depan audiens virtual sebelum berjalan di panggung nyata, Anda sekarang dapat mengenakan kacamata realitas virtual Anda dan melakukan hal itu. VirtualSpeech membantu Anda meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum dengan simulasi realitas virtual yang realistis dan nyata.
Inilah sebagian kecil masa depan pendidikan kita yang jelas-jelas sudah mulai berubah saat ini. Saatnya kita memasuki metaverse learning.
Masih sibuk menolak sekolah digital?
Masih sibuk menolak sistem informasi sekolah?
Mari berpikir ke arah yang lebih maju dan modern, sabutlah dunia metaverse learning.
Dunia saat ini berkembang ke era metaverse, sudah saatnya mengelola sekolah menggunakan teknologi informasi.
Daftar SISKO sekarang juga (FREE)
https://register.sisko-online.com