Viral, Anak Penggembala dari Lombok meraih gelar DOKTOR di North Carolina State University, Amerika Serikat

Kamadeva - Ahmad Munjizun (Jizun), seorang pemuda yang berasal dari Lombok, mendadak menjadi viral. Pidatonya saat menerima gelar doktor dari North Carolina State University di Amerika Serikat telah tersebar luas di berbagai media sosial. Jizun berhasil meraih gelar S3 Doctor of Philosophy in Animal Science melalui beasiswa Fulbright. Sejak kecil, minat dan bakatnya dalam dunia kuda sudah terlihat, bahkan ia telah menjadi joki kuda sejak usia dini.

Dalam pidatonya yang mengharukan, Jizun berbagi kisah perjalanan hidupnya dan menyampaikan pesan yang mendalam kepada keluarganya di Lombok dan teman-temannya yang selalu setia mendukungnya selama masa kuliah di Amerika Serikat. Ia dengan rendah hati menceritakan latar belakangnya dan mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus atas dukungan yang ia terima. Prestasi yang diraih oleh Jizun merupakan inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan betapa pentingnya tekad dan upaya untuk mengejar impian.

Keberhasilan yang luar biasa ini menunjukkan kekuatan transformasi pendidikan dan semangat untuk terus mengejar ilmu pengetahuan. Dari akar-akarnya di Lombok hingga ke ruang-ruang bergengsi North Carolina State University, Jizun telah menunjukkan pentingnya memiliki hasrat, dedikasi, dan dukungan dari orang-orang terdekat. Kisah Jizun menjadi pengingat bahwa tak peduli dari latar belakang mana seseorang berasal, dengan kerja keras dan ketekunan, pencapaian gemilang dapat diraih. Ia telah menjadi teladan bagi para sarjana yang bercita-cita tinggi dan menjadi sumber kebanggaan bagi komunitasnya di Lombok.

 

Isi pidato Jizun


Berikut petikan pidato Jizun yang dirangkum oleh US Embassy in Jakarta dan North Carolina State Graduate School:


“Sebagai seorang anak saya memelihara hewan, kuda poni, dan sapi. Saya tidak tahu bahwa suatu hari saya akan menjadi seorang dokter."

“Awalnya saya bahkan tidak bisa berbahasa Inggris. Namun, hari ini adalah bukti lebih lanjut bahwa kerja keras dan kegigihan selalu menghasilkan hal-hal yang lebih baik, sesuatu yang tidak pernah Anda bayangkan dalam hidup Anda. Terima kasih banyak."

“Saya tinggal jauh dari rumah dan tidak punya keluarga di sini. Tapi saya punya teman yang saya anggap keluarga." Mereka ada di sini, ”kata Jizun, menunjuk ke beberapa tempat di antara penonton sambil menahan air mata yang hendak ditumpahkan.

"Terima kasih sudah menangis di pundakmu saat aku di tanah. Aku tahu laki-laki tidak seharusnya menangis, tapi sekarang aku ingin menangis. Terima kasih."

“Dan terakhir, saya ingin menyampaikan motivasi dan inspirasi terbesar dalam hidup saya, yang selalu ada untuk saya, seburuk apapun saya, seburuk apapun saya. Meski secara fisik mereka tidak ada di sini, mereka mengawasi saya ." disana dari Indonesia, ibu dan ayah saya dan semua saudara saya, keluarga saya. Terima kasih banyak."

"Terima kasih telah mendukungku dan membawaku ke titik ini dan menjadikanku seperti sekarang ini. Aku tidak akan berada di sini hari ini tanpamu. Terima kasih banyak."  

Di mata orang tua Jizu


Sebelumnya, Jizun kuliah sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Negeri Mataram (Unram). Namun, pada awalnya, dia ragu-ragu untuk memilih jurusan.

Jizun yang senang belajar matematika pertama kali kuliah S1 Pendidikan Matematika di Fakultas Ilmu Pendidikan Unram. Dia tidak berhasil mencapai jurusan.

Menurut ayahnya, Muhammad Hijazi Umar, Jizun selalu mengenyam bangku sekolah hingga SMA sejak duduk di bangku SD. Semasa SMA ia bersekolah di Man 2 Praya Lombok Tengah.

Sebelum lulus dari Unram, Jizun dikirim ke Australia sebagai pedagang kaki lima antara tahun 2018 dan 2019. Saat itu, Jizun belajar bahasa Inggris di Kota Mataram selama sebulan untuk memenuhi permintaan pedagang kaki lima yang lewat.

“Setelah belajar bahasa Inggris selama sebulan untuk tesisnya, dia akhirnya pergi ke Australia untuk menjadi pedagang kaki lima. Teman-teman memohon padanya. emang bisa bahasa inggris dia jawab bisa dikit” kata bapaknya dari detikbali.

Selama di Australia, Jizun juga memelihara kuda. Salah satu petugas memintanya untuk datang. Dia dekat dengan kuda sejak usia muda dan orang-orang kagum bahwa Jizun dengan cepat beradaptasi dengan hewan berkaki empat ini. “Dia menyukai kuda sejak dia masih kecil. Dia telah menjadi joki kuda sejak kecil. Semua saudaranya adalah pengendara yang baik, ”kata Omar.

Jizun juga menyelesaikan gelar masternya di Australia dengan beasiswa LPDP. Setelah lulus, fakultasnya meminta Jizun untuk mengambil gelar PhD di Amerika Serikat. Kini keluarganya di kampung sudah lama menanti mahasiswa doktoral asal Lombok itu. Ke depannya, pihak keluarga membebaskan Jizun untuk tinggal di luar negeri atau kembali ke kampung halamannya.