Pasca Pandemi, Sungguh Pilu Nasib Sekolah

Sekolah-sekolah sudah 2x stelah masa pandemi melakukan penerimaan siswa-siswi baru atau yang di kenal dengan PPDB. Hal itu dilakukan ditahun ajaran 2021 - 2022, waktu itu jumlah siswa yang mendaftar sekolah sangat sedikit. Hal ini bisa dilihat dalam berita-berita media yang disampaikan. 

"Selain itu juga ditemukan kecenderungan penurunan angka pendaftaran siswa baru di kelas awal tahun ajaran baru 2021/2022 jika dibandingkan tahun lalu," ujar Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbang dan Perbukuan), Kemendikbudristek Suhadi, dikutip dari laman resmi Ruang Guru PAUD Kemdikbud, Jumat (9/7/2021).

 

Bahkan detik mencatat sebanyak 612 Sekolah Dasar kekurangan Siswa, sekolah tersebut  terletak di 20 kabupaten atau kota yang tersebar di 8 provinsi di Indonesia. Adapun, kedelapan provinsi tersebut adalah Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara

Lalu muncul harapan pada PPDB tahun 2022 sudah ada peningkatan penerimaan jumlah siswa. Tetapi kenyataannya tidaklah semanis harapan kita semua. Jumlah siswa yang mendaftar sekolah masih jauh sedikit dibandingkan harapan kita.

Berdasarkan data ppdb.surakarta.go.id tercatat ada sebanyak 152 SD di Solo, Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut ada sekitar 28 SD yang masih kekurangan siswa. Bahkan, ada beberapa SD yang hanya mendapatkan peserta didik baru jumlahnya kurang dari 10 orang. Sebagai contoh real sekolah tersebut SDN Sriwedari No 197 hanya mendapat dua orang dari jumlah 28 kursi yang disediakan, SDN Ketelan No 12 empat orang, SDN Cinderejo sembilan orang, SDN Kabangan No 55 sembilan orang dan SDN Dawung Tengah 7 orang.

Contoh lain di daerah Gunung Kidul, sebanyak 107 SMP Negeri maupun Swasta yang hanya bisa memenuhi target ada 32 sekolah. Hal itu saja diakui oleh kepala sekolah bahwa target mereka sudah jauh turun dari yang diharapkan. Menurut informasi yang dimuat dalam laman  kompas.com Sekretaris Dinas Pendidikan, Gunungkidul, Winarno mengatakan, sudah memprediksi banyak sekolah yang kekurangan murid. Sebab, ntuk tingkat SMP daya tampung yang dimiliki negeri dan swasta sebanyak 10.676 anak, padahal jumlah siswa yang diterima sesuai dengan hasil dari PPDB online hanya 7.106 anak.

Cerita lain dari Semarang, ibukota provinsi Jawa Tengah. Di Kota Semarang, sejumlah SD kekurangan siswa baru. Kuota yang tersedia, belum terisi penuh. Di SD Negeri  Kembangsari 02, Semarang Tengah, dari kuota 28 siswa, saat PPDB online hanya mendapat 15 siswa. Menurut Kepala SDN Kembangsari 02 Tukijo, pada PPDB online tahun ini, sekolahnya menerima satu rombel (rombongan belajar) atau sebanyak 28 siswa. Namun sampai akhir PPDB online, pihaknya hanya mendapatkan 15 siswa. Bahkan, empat dari 15 siswa baru itu mengundurkan diri.

Bahkan menurut sumber berita dari laman berita Aceh, menuliskan jumlah peminat di sekolah negeri terus menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Orang tua murid lebih memilih sekolah swasta mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Atas. Fenomena ini harus menjadi perhatian para pemangku kepentingan dan dibutuhkan sejumlah perbaikan di sekolah negeri. Orang tua siswa beberapa menunjukkan adanya ketidakpercayaan terhadap kualitas pendidikan di sekolah negeri. Akibatnya, banyak wali murid memilih sekolah swasta seperti Islam Terpadu IT dan sekolah kejuruan.

Apakah Anda masih optimis dengan sia-sia untuk penerimaan siswa baru tahun depan?

 

 

Join Us

 

Register Now/p>