Ada 5 Gaya Belajar Siswa, Kamu Tipe yang Mana?

Jakarta - Setiap siswa memiliki gaya belajar masing-masing yang tidak bisa disamakan. Dalam dunia pendidikan, gaya tersebut berguna untuk memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran.
Ada siswa yang mudah memahami hanya dengan mendengar dan melihat. Di sisi lain, ada juga siswa yang lebih mudah memahami materi pelajaran saat praktik.

Tipe gaya belajar ini tak hanya penting dipahami oleh siswa, namun juga untuk guru. Tujuannya tentu agar guru mampu melakukan pembelajaran dengan pendekatan yang sesuai dengan setiap siswa.

5 Tipe Gaya Belajar Siswa


1. Gaya Belajar Visual
Saat mempelajari sesuatu, tipe ini memiliki kemampuan belajar dengan cara melihat. Tipe ini juga rata-rata memiliki indera penglihatan yang tajam dan teliti.

Selain itu, pelajar dengan tipe ini juga nyaman untuk belajar dengan menggunakan penggunaan warna ataupun garis seperti peta, bagan, simbol- simbol, dan lainnya yang berkaitan dengan bentuk.

2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori mengandalkan pendengaran sebagai penerima informasi dan pengetahuan. Tipe ini biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat.

3. Gaya Belajar Kinestetik
Tipe satu ini cenderung menyenangi belajar yang melibatkan gerakan. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik.

Tipe ini umumnya menyukai pelajaran seperti olahraga, menari, memainkan musik, percobaan laboratorium, dan lainnya.

Continue Reading

Kurikulum Prototipe Dikritik, Kemendikbud: Uji Publik Sudah Dilakukan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdristek) menyatakan kurikulum prototipe yang sedang diujicoba pada ribuan sekolah penggerak telah melalui uji publik yang memadai.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo pun membantah kritik Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang menyebut kurikulum tersebut tak melalui uji publik.

"Uji publik sudah dilakukan beberapa kali, Pak Heru dari FSGI juga hadir," tegas pria dengan sapaan Nino tersebut pada wartawan, Jumat (28/01/2022).

Dirinya menyebut, saat ini kurikulum prototipe masih dalam tahap uji coba. Oleh sebabnya, pihak Kemendikbudristek masih menerima masukan dari publik, utamanya dari sekolah dan guru yang melakukan uji coba.

Sebelumnya, FSGI melayangkan kritik atas penerapan kurikulum prototipe. Salah satu poin yang disorot adalah ketiadaan uji publik yang memadai dan transparansi di dalam penerapan kurikulum prototipe.

Continue Reading

Pendaftaran Calon Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 3 Dibuka

KOMPAS.com - Pendaftaran Calon Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 3 Tahun 2023 telah dimulai. Sesuai dengan lini masa yang telah ditetapkan oleh pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP), maka pendaftaran bisa dilakukan sejak tanggal 19 Januari hingga 28 Februari 2022.
Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbudristek, Muhammad Hasbi mengatakan untuk seleksi tahap pertama dilakukan pada tanggal 27 Januari hingga 28 Februari.
Tahapan seleksi dilakukan dengan tim penilai yang akan mencermati dokumen registrasi, pengisian biodata atau curiculum vitae (CV), pengisian essay dan unggahan dokumen.
Lalu, tahap selanjutnya pengumuman hasil seleksi tahap 1 yang akan berlangsung 4 April 2022. Kemudian proses tahapan seleksi selanjutnya, setelah calon kepala sekolah penggerak dinyatakan lulus seleksi tahap 1 akan mengikuti proses seleksi tahap 2.

Proses seleksi tahap dua akan berlangsung tanggal 9 April hingga 11 Juni 2022. Pada seleksi tahap dua calon kepala sekolah penggerak mengikuti tes Simulasi Mengajar dan Wawancara.

Continue Reading

Hari Pendidikan Internasional, Sinergia Animal Gelar Kampanye Nutrisi Berkelanjutan

KOMPAS.com - Hari Pendidikan Internasional ditetapkan tanggal 24 Januari oleh Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sejak tahun 2018 sebagai pengingat bahwa pendidikan merupakan hak asasi manusia dan menjadi tanggung jawab bersama. Tahun lalu, UNESCO mengangkat tema “Recover and Revitalize Education for the Covid-19 Generation”. Sedangkan tahun 2022 ini UNESCO mengangkat tema "Changing Course, Transforming Education". Salah satu isu penting yang diangkat adalah perhatian terkait edukasi nutrisi yang berkelanjutan. Among Prakosa, Manajer Kebijakan Pangan Nutrisi Esok Hari di Indonesia melalui rilis resmi (24/1/2022) menyebut lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam melakukan edukasi pangan dan nutrisi yang berkelanjutan. "Lembaga pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk generasi masa depan dan menunjukkan cara praktis bagi setiap orang untuk dapat bertindak lebih berkelanjutan," tegas Prakosa. Itulah yang kemudian mendorong Bentara Papua, organisasi berfokus pada mempromosikan tanaman pangan masyarakat adat sebagai komoditas berkelanjutan dan Sinergia Animal, LSM yang bekerja terutama di Amerika Latin dan Asia Tenggara, menggelar kampanye program "Nutrisi Esok Hari". Program ini bertujuan mengganti produk hewani dengan bahan nabati di sekolah dan lembaga pendidikan lainnya sebesar 20 persen untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi jejak lingkungan. "Gagasannya adalah untuk menyediakan menu berbasis nabati setidaknya satu hari seminggu di ruang makan dan kantin mereka serta mendidik siswa, guru, dan juru masak tentang bagaimana pilihan makanan kita memengaruhi dunia di sekitar kita dan pentingnya makan sehat," jelas Prakosa.

Continue Reading

Mengapa Guru Penggerak ?

KOMPAS.com - Dalam konteks kebahasaan, istilah penggerak memang dimaksudkan untuk menggerakkan berbagai elemen, khususnya yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

 Saat ini, euforia program Guru Penggerak yang digagas Mendikbud Ristek Nadiem Makariem menarik perhatian bagi guru.
Sejalan dengan terbitnya regulasi mengenai salah satu syarat rekrutmen kepala sekolah, guru penggerak semakin menjadi trending topik. Hal lain yang membedakan regulasi tersebut dengan sebelumnya adalah mengenai syarat pangkat minimal sebagai calon kepala sekolah, serta pemberian kesempatan kepada Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) untuk dapat menjadi kepala sekolah.
Dengan catatan, calon kepala sekolah harus sudah melewati tahapan pendidikan guru penggerak untuk dapat menjadi kepala sekolah.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan, mengapa harus guru penggerak?

Continue Reading

Simak 4 Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat dari Ditjen Dikti

KOMPAS.com - Salah satu hal yang perlu dilakukan siswa kelas 12 yang berencana melanjutkan pendidikan melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN 2022 adalah memilih jurusan kuliah. Meski terdengar sederhana, namun menentukan jurusan kuliah ini cukup sulit dilakukan. Calon mahasiswa harus banyak berdiskusi dan mencari banyak referensi sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi. Jangan sampai kamu memilih jurusan kuliah hanya karena ikut-ikutan teman. Padahal belum tentu jurusan tersebut sesuai dengan bakat dan minatmu. Jika kamu salah memilih jurusan, pasti akan membawa dampak tidak bagus selama menjalani perkuliahan kelak.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek Kemendikbud Ristek) membagikan beberapa tips memilih jurusan bagi calon mahasiswa yang masih bimbang.
Tips memilih jurusan kuliah yang tepat Merangkum dari akun Instagram resmi Ditjen Diktiristek, Kamis (20/1/2022), berikut 4 tips memilih jurusan yang tepat.

1. Pahami minat dan bakat yang dimiliki Ketahui minat dan bakatmu terlebih dahulu. Dengan mengenali potensi yang ada pada dirimu, lalu bangkitkan motivasi untuk mengambil jurusan yang sesuai dengan tujuan.

Continue Reading

Kemendikbud Ristek Bakal Tentukan Kurikulum Nasional pada 2024

KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Supriyatno mengatakan saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021.

Namun mulai tahun 2022, terang dia, satuan pendidikan yang tidak termasuk sekolah penggerak pun diberikan opsi untuk dapat menerapkan kurikulum prototipe.

“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaran dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi," ujar Supriyatno dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu, Senin (17/1/2022), seperti dilansir dari laman Kemendikbud Ristek

Baru nanti tahun 2024, kata dia, Kemendikbud Ristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran.

Continue Reading

Mendikbud Ristek Dorong Cepat Penggunaan Kurikulum Prototipe

KOMPAS.com - Saat berkunjung ke salah satu Sekolah Penggerak di Kota Bandung, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan kurikulum prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa. Melalui kurikulum prototipe, kata Mendikbud Ristek, bisa mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

Lalu bisa memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. "Dengan kurikulum ini, kita ingin menciptakan perubahan pada anak yang memiliki kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis, belajar berdebat, dan membuat inisiatif-inisiatif sesuai dengan kebutuhannya," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (18/1/2022). Di sisi lain, kurikulum prototipe memberi fleksibilitas dan ruang besar bagi kearifan lokal, sehingga setiap satuan pendidikan dapat menunjukkan karakter dan keunikannya masing-masing. "Ini adalah kesempatan bagi Bapak/Ibu guru untuk melakukan perubahan, jadi mohon untuk tidak disia-siakan," ucap Menteri Nadiem. Senada dengan itu, Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Erni Kusniati menuturkan sekolahnya telah menerapkan kurikulum prototipe untuk siswa didik kelas VII. "Kurikulum prototipe ini memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Continue Reading